MEDIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI DAN POLITIK

Desember 28, 2021 Klikananda Nur Akbar 0 Comments

 



A. PENGERTIAN MEDIA, EKONOMI, DAN POLITIK

Media berasal dari bahasa Latin yaitu kata Medium (media, jamak; medium, tunggal), yang dapat diartikan juga sebagai perantara, penyampai, atau penyalur. Contoh penggunaan media dalam komunikasi adalah seperti Seseorang yang berbicara melalui telepon, guru yang mengajar menggunakan slide, atau seseorang komunikator yang sedang melaksanakan tugasnya menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat melalui siaran radio atau televisi . Pengarang atau penulis juga termasuk yang berbicara melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, buku, dan media cetak lainnya juga termasuk contoh penggunaan media dalam komunikasi.

Pengertian ekonomi sendiri yaitu ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa atau pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan.  Ada juga yang menyebutkan definisi ekonomi adalah semua yang berhubungan dengan upaya dan daya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai suatu tingkatan kemakmuran.

Sedangkan politik merupakan suatu fenomena yang sangat berhubungan dengan kehidupan manusia yang merupakan mahluk social, politik juga suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat di mana wujudnya adalah proses pembuatan keputusan.

 

B. MEDIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

Ekonomi media berkaitan dengan bagaimana industri media mengalokasikan berbagai sumber untuk menghasilkan materi informasi dan hiburan untuk memenuhi kebutuhan audiens, pengiklan, dan istitusi sosial lainnya. konomi media mempelajari bagaimana industry media memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya kepada khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan informasi dan hiburan.

Peran Ekonomi Media dalam industri media massa antara lain:

1. Peran ekonomi media melakukan optimasi dalam bisnis media dalam industri media massa dan berupaya mencari keuntungan untuk tetap menjaga keberlanjutan industri media massa.

2. Peran ekonomi media yakni menarik konsumen atau pengiklan, disini industri media massa menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan berbagai keingan khalayak.

3. Sebagai pemuas kebutuhan para khalayak dan pemasang iklan terhadap kebutuhan dan informasi apa yang mereka terima baik itu hiburan, berita atau pendidikan.

4. Ekonomi media mempermudah dan membantu industri media dalam hal mencari orang-orang yang bisa diajak bergabung ke dalam perusahaan industri media, ini dikarenakan peran ekonomi media memunculkan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat.

5. Ekonomi media membuat industri media massa mampu memahami bagaimana struktur pasar mempengaruhi berbagai industri media, bagaimana media tertentu membidik pasar tertentu, serta bagaimana regulasi pemerintah serta perkembangan teknologi mempengaruhi perilaku pasar di masa mendatang.

6. Sebagai pertimbangan seberapa banyak barang atau jasa yang diproduksi oleh industri media.

Perkembangan media massa modern menempatkan media tidak lagi dipahami dalam konteks sebagai  institusi sosial dan politik belaka melainkan juga harus dilihat dalam konteks institusi ekonomi.

 

C. MEDIA DALAM PERSPEKTIF POLITIK

Pada proses komunikasi politik, tentunya media sangat diperlukan untuk mendukung dan mempercepat penyampaian pesan. Dengan adanya media, masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi secara mudah, cepat, dan praktis. Media politik dalam komunikasi politik dapat memperngaruhi cara manusia untuk berpendapat maupun berperilaku. Media hadir untuk menyampaikan pesan yang beraneka ragam dan aktual tentang sosial dan politik.

Hadirnya media seperti surat kabar, radio, hingga televisi menjadi suatu sarana untuk mengikuti perkembangan politik yang tengah terjadi maupun yang telah terjadi. Media hadir sebagai alat penyalur berbagai pesan baik pesan politik maupun non-politik bagi masyarakat. Media menjadi pihak ketiga antara politik dan masyarakat. Sehingga wajar apabila setiap pesan yang disampaikan melalui media, pasti akan diterima dengan cepat oleh masyarakat atau khalayak. Karena media memiliki akses yang lebih luas untuk menyebarkan suatu pesan yang dalam waktu singkat dapat dengan mudah diakses oleh khalayak.

 

D. MEDIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI DAN POLITIK

            Media dalam prespektif ekonomi dan politik ini saling berkesinambungan dan saling berhubungan, sebuah  membeberakan bagaimana peran media dalam proses kehidupan seperti transaksi mulai dari produksi , distribusi hingga sampai konsumsi yang mana media memiliki peran penting dalam system ekonomi yang ada di masyarakat dalam menghasilkan uang melalui jasa, dan media bukan hanya sebuah wadah atau pengantar informasi namun media menjadi sebuh instusi yang menghasilkan pundi-pundi uang melalui proses pengiklanan yang diberikan oleh sponsor. Sehingga terbentuklah sebuah industri media yang bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sehingga terjadi perputaran ekonomi dalam industri media tersebut, hal itu berhubungan dengan prespektif politik yang mana para pelaku politik ataupun seperti anggota dewan dari legislatif, eksekutif, hingga yudikatif pun memanfaatkan media untuk kepentingan, dalam hal ini juga akan berkesinambungan dengan sistem ekonomi yang mana dalam politik bisa menjadi pihak sponsor atau donaturnya, media dimaanfaatkan juga untuk kepentingan masyarakat dalam ketransparantan politik yang ada di Indonesia sehingga masyarakat juga teredukasi mengenai isu atau ilmu-ilmu politik yang ada dengan bantun media.




DAFTAR PUSTAKA :

- Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdianaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Aminah Siti. "Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik" Journal Unair (2006)
Yusuf, Muhamad Fahrudin. “Komodifikasi: Cermin Retak Agama Di Televisi: Perspektif Ekonomi Politik Media,” N.D., 18.

0 komentar:

FAKTA DAN OPINI

Desember 27, 2021 Klikananda Nur Akbar 0 Comments




A. FAKTA

Fakta berasal dari bahasa latin yaitu Factus yang bisa diartikan sebagai hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan bisa dibuktikan kebenarannya. Sebuah Informasi dapat disebut fakta apabila informasi tersebut merupakan peristiwa yang benar-benar ada dan terjadi. Kamus bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa fakta adalah keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada dan pernah terjadi.

Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh LSI…”. Jadi kalimat yang mempunyai rujukan sebagai argumen biasanya adalah fakta. Kalimat yang mengandung fakta, ditulis berdasarkan peristiwa, kenyataan, suasana yang benar-benar terjadi dan objektif.

Menurut Isdriani, fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Sesuatu dapat dinyatakan fakta apabila dapat dibuktikan kebenarannya dan memiliki sumber yang jelas (2009:138). Jadi dapat disimpulkan pengertian dari fakta, yaitu kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi, tidak terbantahkan kebenarannya, memiliki sumber yang jelas dan objektif.

Ada empat ciri fakta yang bisa kita ulas disini. Yang pertama, “memiliki data yang akurat”, kalimat fakta mengandung data yang jelas terhadap suatu fakta. Tidak hanya akurat namun juga tepat, seperti data berupa bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian. Yang kedua, “bersifat objektif”, pernyataan yang terkandung dalam kalimat fakta bersifat umum dan kebenarannya diakui oleh banyak pihak. Yang ketiga, “benar-benar terjadi”, suatu pemaparan mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi dan nyata. Yang terakhir, “Dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan APA, SIAPA, BAGAIMANA, dan BERAPA”.

Jenis jenis Kalimat Fakta dibagi menjadi 2 macam, yaitu Fakta Umum dan Fakta Khusus. Fakta umum adalah, kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.Contohnya seperti "Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat" . Sedangkan Fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.Contohnya seperti, "Saat ini Indonesia sedang memasuki musim penghujan.

Kalimat yang berisi ada pelaku, tempat kejadian, waktu, jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian yang jelas, serta tidak bisa dibantah kebenarannya, maka kalimat tersebut berupa kalimat fakta. Kalimat fakta adalah kalimat yang mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen. Contoh kalimat fakta adalah sebagai berikut :

1. Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia.

2. Berdasarkan hasil survey BMKG, jalur evakuasi tsunami di pesisir Jawa belum memadai.

3. Berdasarkan tulisan Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial.

 



B. OPINI

Opini adalah pendapat seseorang yang dikemukakan namun kebenarannya belum bisa dipastikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), opini merupakan pendapat; pikiran, pendirian. Dalman mengemukakan bahwa opini adalah pandangan atas suatu peristiwa, pikiran atau pandangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan Suyono mengatakan opini adalah segala hal yang diungkapkan seseorang berdasarkan pendirian atau sikap yang diyakininya. Dengan kata lain, opini merupakan hasil anggapan, pemikiran, atau perkiraan orang, baik secara individu maupun kelompok. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.

Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi, akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapat pemastian atau pengujian. Meskipun bukan merupakan sebuah fakta, akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat dibuktikan, maka opini tersebut berubah menjadi sebuah fakta. Opini adalah salah satu kata yang hampir selalu berdampingan dengan kata “fakta” dan keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas.

Jenis-jenis dari kalimat opini dibagi menjadi 2 macam yaitu opini perorangan atau individu, dan opini umum. Opini perorangan atau individu merupakan kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu. Contohnya "Sepertinya nanti sore akan turun hujan". Sedangkan opini umum merupakan kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang. Contohnya "Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik".

Ciri-ciri dari opini antara lain, yaitu :

1. Bersifat subjektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran, atau perkiraan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa.

2. Belum tentu kebenarannya dan membutuhkan data yang akurat.

3. Tidak terdapat narasumber atau berdasarkan pemikiran sendiri

4. Dari segi isi opini sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan bergantung pada kepentingan tertentu.

5. Dari segi kebenaran opini dapat benar atau salah bergantung data pendukung atau konteksnya.

6. Dari segi pengungkapan opini cenderung argumentatif dan persuasif.

7. Dari segi penalaran opini cenderung deduktif.

Perbedaan fakta dan opini disini sudah mulai terlihat dari hasil penjelasan mengenai fakta dan opini itu sendiri. (Hassanuddin, 2003) dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia juga berpendapat bahwa fakta adalah peristiwa yang benar-benar ada yang harus diterima sebagai kenyataan karena semuanya itu benar-benar dijumpai dalam kehidupan nyata. Sedangkan opini merupakan pendapat seseorang. Bisa dikatakan bahwa fakta merupakan realita-realita yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan opini adalah pendapat seseorang terhadap sesuatu yang di latarbelakangi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang.

Cara membedakan kalimat fakta dan kalimat opini :

1. Kalimat yang bersifat objektif merupakan fakta, sedangkan yang bersifat subjektif berupa opini.

2. Kalimat fakta biasanya diikuti oleh data-data yang mendukung kalimat tersebut.

3. Kebenarannya yang sudah tentu benar merupakan fakta, sedangkan kebenarannya yang masih meninggalkan perdebatan di dalam masyarakat berupa kalimat opini.

4. Kalimat opini sering menggunakan kata-kata seperti sangat, semakin, dapat, mungkin, sebaiknya, barangkali, menurut, dan lain-lain.

5. Kalimat opini dinyatakan berdasarkan perkiraan, kemungkinan dan perasaan, sedangkan kalimat fakta berdasarkan data-data.

6. Di dalam kalimat opini banyak ditemukan juga kata-kata sifat seperti enak, cantik, tinggi, bagus, dan lain-lain.

            Kesimpulannya adalah fakta merupakan sesuatu yang apa adanya terjadi. Dalam artian, fakta tersebut ialah potret mengenai keadaan ataupun peristiwa. Oleh sebab itu, fakta sulit untuk bisa terbantahkan karena dapat dilihat atau diketahui oleh banyak orang. Fakta pun bisa saja berubah jika ditemukan fakta baru yang jelas dan juga lebih akurat. Sedangkan opini merupakan pendapat yang belum benar adanya. Pendapat pribadi tersebut dapat benar bahkan dapat juga salah. Dikarenakan setiap orang mempunyai pendapat masing-masing dan berbeda beda. Opini atau pendapat bisa dikatakan benar jika didukung adanya fakta yang kuat dan juga menyakinkan.



DAFTAR PUSTAKA :

Rahma Meutia Latifah, Siti Iyar, Eli Syarifah Aeni "Identifikasi Fakta dan Opini dalam Teks Eksposisi "Meretas Asa, Membangun Wibawa" dengan Media Kartu" Parole 2 (2019)
Suyono, Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia(Jakarta: Ganesa, 2007)
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kuncoro, M. (2009). Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga
Dalman, Keterampilan Membaca(Jakarta: Rajawali Pers, 2013)

0 komentar: